Perkembangan Bumdes Kalpataru dari Pengurus Lama Ke Pengurus Baru




                                           (FOTO RAPAT RAT DAN LPJ BUMDES KALPATARU BERSAMA KADES KANREAPIA H. RUSLI)

Menikmati merdunya kicauan burung sambil menatap indahnya pemandangan alam sekitar. Suburnya hamparan sayur mayur nan hijau semakin menarik hati. Kesejukan dan dinginnya udara di kaki gunung Bawakaraeng menjadi destinasi wisata yang tidak dapat dilupakan. Lokasinya di desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.


Di kampung inilah lahir Badan Usaha Milik Desa Kanreapia, yang di beri nama Bumdes Kalpataru. Nama Kalpataru sendiri diambil karena filosofi dari seorang sosok Daeng Solle penerima Kalpataru pertama di Sulawesi Selatan sebagai pemerhati lingkungan.
Daeng Solle adalah orang tua sekaligus salah satu perintis desa Kanreapia, yang akhirnya mampu membanggakan dan dapat mengharumkan kampung ini dengan Penghargaan KALPATARU tersebut.
Di harapkan dari filosofi nama tersebut menjadi acuan dan semangat tumbuh dalam diri para pengurus untuk melanjutkan pergerakan serta membawa nama desa Kanreapia harum di mata nasional hingga mancanegara. 

                                    (PAMERAN BUMDES KALPATARU DI KUNJUNGI MENTERI DESA PDTT, PAK EKO)

Alhasil pergerakan itu benar mampu diakui dan dibuktikan. Desa Kanreapia mampu lahir sebagai desa yang mempunyai potensi pada sektor pertanian. Melalui program Pertanian Organik maka desa ini mempunyai ciri khas yang berbeda dengan desa di sekitarnya.
Bumdes Kalpataru berani membuat program Pertanian Organik dengan usaha membuka Toko Tani Organik. Kehadiran toko mempunyai peran untuk menyiapkan keperluan bahan organik dan menyalurkan produk tersebut kepada masyarakat khususnya petani. 
 
              
Seiring berjalannya waktu usaha ini mulai diminati, diliput dan dikunjungi sebagai daerah lokasi studi pertanian. Secara benefit belum mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi namun secara dampak mampu merubah masyarakatnya mempunyai kesadaran yang tinggi untuk pola hidup sehat serta menjadi identitas desa sebagai Kampung Organik.
Tujuan dari program ini adalah untuk melahirkan pondasi awal. Dataran tinggi kabupaten Gowa memiliki suatu daerah atau kampung yang melahirkan program pertanian organik. Program ini menjadi suatu daya tarik untuk dikunjungi dan sebagai tempat belajar dan studi banding pertanian di daerah sekitarnya ataupun wilayah lainnya.
Selain itu dapat memancing masyarakat kota untuk datang ke desa. Dengan menjadikan desa Kanreapia sebagai desa wisata. Potensi alamnya dapat mendatangkan penghasilan tambahan bagi warga desa. Salah satunya rumah warga akan  menjadi homestay untuk singgah para tamu yang datang. 

                                           (Foto Pameran Bursa Inovasi Desa Bumdes Kalpataru di Kunjungi Bupati Gowa)

Kegiatan tersebut telah berjalan dengan baik hingga akhirnya Bumdes Kalpataru menjadi salah satu Bumdes di Kabupaten Gowa yang sering di undang untuk mengikuti kegiatan pameran baik di Kabupaten Gowa maupun di Jakarta.
Dari usaha ini desa Kanreapia mulai di lirik dan dicari keberadaannya, baik dari komunitas, para wartawan, kampus, managemen hotel hingga pegiat desa. Ini menandakan bahwa usaha Bumdes Kalpataru telah mampu membuat daya tarik untuk memancing masyarakat kota datang ke desa. 

                                                                   (FOTO PROSES PENCAIRAN PKH , USAHA BRI LINK BUMDES KALPATARU)

Selain itu usaha lain seperti foto copy dan BRI Link juga di buka agar mempermudah akses jual beli online dan kepengurusan surat – surat yang di butuhkan oleh masyarakat setempat. Target pasarnya adalah pedagang – pedangan yang ingin melakukan tarik tunai dan transfer jual beli hasil pertanian. 

BRI link juga membantu masyarakat untuk pencairan bantuan PKH bagi masyarakat yang ingin mencairkan bantuan dari pemerintah, dan bayar listrik prabayar dan pascabayar sangat membantu masyarakat dalam melakukan transaksi di BRI link Bumdes Kalpataru.
Ini menjadi pondasi yang harus dilanjutkan agar menjadi bangunan yang berdiri kokoh  di kaki gunung Bawakaraeng. Siapa yang akan melanjutkannya adalah pengurus baru Bumdes Kalpataru. 


Pergantian kepengurusan lama ke baru menjadi sebuah proses yang sakral, karena akan mengubah struktur dan cara kerja yang berbeda. Kepengurusan tersebut berakhir setelah diselenggarakan rapat musyawarah desa dan disertai laporan pertanggung Jawaban (LPJ) kepengurusan Bumdes Kalpataru yang lama. Pada hari Jum’at, 11 Januari 2019 lalu
LPJ resmi disampaikan oleh kepengurusan lama dihadapan Kepala desa Kanreapia H. Rusli, Sekretaris Desa Kanreapia Sukri, S.Sos., Ketua BPD Nandang Wahyat S.Pd,I, para kepala dusun dan tokoh masyarakat. 

LPJ ini mengambarkan sebuah proses pertangung jawaban yang terbuka, penuh musyawarah. Melibatkan banyak unsur yang akhirnya melahirkan keputusan mufakat dan hasil LPJ dapat diterima semua pihak, tanpa ada masalah.
Pergantian kepengurusan yang baru langsung dibentuk dan dikukuhkan. Melahirlah ketua baru dan struktur yang baru. Disepakati untuk mengangkat ketua periode sebelumnya menjadi Pembina dalam struktur Bumdes yang baru. 

Ketua lama dianggap berhasil dalam mempromosikan dan menciptakan pondasi usaha Bumdes Kalpataru. Mampu memperkenalkan potensi desa Kanreapia sampai ke tingkat Nasional sehingga di anggap perlu untuk diberikan amanah baru sebagai Pembina dalam Bumdes Kalpataru di periode kepengurusan yang baru. 

                                                       FOTO RUMAH WARGA JADI HOME STAY

Roda kepengurusan pun mulai di benahi, disusun dan aset Bumdes Kalpataru diserah terimakan. Semua usaha Bumdes Kalpataru di pindahkan ke rumah Ketua (Mas Sugi) dan Sekretaris Bumdes Kalpataru (Rusdin) sebagai pengurus baru Bumdes Kalpataru.
Para pengurus baru, seperti ketua, sekretaris dan bendahara datang langsung mencatat satu persatu, produk pupuk organic secara rinci sebelum dipindahkan ke tempat yang baru. Semua di catat tanpa tertinggal satupun, semuanya abadi dalam catatan para pengurus baru. Tujuannya agar tidak terjadi konflik di kemudian hari. 

Setelah semua sudah jelas dan benar maka di ambillah mobil pick up oleh sekretaris Bumdes Kalpataru (Rusdin) digunakan mengangkut semua produk dan aset Bumdes untuk di pindahkan.
Agar semuanya berjalan lancar dan cepat, kekuatan IPMAH Kanreapiapun dikerahkan, dipimpin langsung oleh ketuanya yaitu Nawir bersama pengurus yang lain, bergotong royong mengangkat semua barang Bumdes Kalpataru untuk dipindahkan.
Sebuah wujud nyata gotong royong yang kuat di antara pengurus Bumdes yang baru dan IPMAH Kanreapia. 

Mobil Pick up milik H. Salleng, warga Kanreapia pun menjadi mobil yang masuk dalam sejarah pemindahan aset Bumdes. Mengantarnya ke Rumah pengurus yang baru yaitu Sekretaris Bumdes Kalpataru (Rusdin).
Tidak ada yang berat jika kebersamaan itu ada. Sudah menjadi ciri khas masyarakat yang ada di kaki Gunung Bawakaraeng. Kegiatan kebersamaan yang dilakukan bersama masyarakat, kelompok pemuda dan para pengurus Bumdes Kalpataru. 


Dari kebersamaan tersebut, di akhir tahun 2019 akan kembali lahir usaha baru yang akan di kelola oleh Bumdes Kalpataru yaitu mengelola tempat permandian, embung wisata, kolam renang yang nantinya akan menjadi destinasi wisata baru yang menarik untuk di kunjungi di akhir pekan, Embung wisata ini berada di dusun Silanggayya desa Kanreapia arah menuju Kabupaten Sinjai dengan menggunakan anggaran Dana Desa sebesar 144 juta lebih.
Inilah potensi desa Kanreapia memiliki sumber daya alam yang melimpah. 

Desa penghasil sayur mayur dan memiliki udara cukup dingin hingga 9 derajat. Hawa dingin dan kesejukan udaranya mampu menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan. Desa Kanreapia tepat berada di kaki gunung Bawakaraeng, salah satu gunung terbesar dan terkenal di Sulawesi Selatan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Embung Pertanian Desa Kanreapia Beragam Ukuran Jadi Solusi Ketersediaan Air di Musim Kemarau

Kirana Sahira Yuswan Borong 3 Atribut Juara Pemilihan Dara Daeng Sulawesi Selatan 2023

Bunda Pustaka SD Negeri Borong Makassar Berkunjung ke Gedung Layanan Perpustakaan Umum Kabupaten Gowa